banner 728x250

Banjir Parah dan Tanah Longsor Landa Sumatra Utara: 45 Tewas, 56 Hilang, dan Ribuan Warga Mengungsi

Banjir Parah dan Tanah Longsor Landa Sumatra Utara
Banjir Parah dan Tanah Longsor Landa Sumatra Utara

Sumatra Utara — Bencana alam berupa banjir besar dan tanah longsor melanda berbagai wilayah di Sumatra Utara, menimbulkan kerusakan luas serta korban jiwa dalam jumlah besar. Berdasarkan data terbaru, tercatat 45 orang dinyatakan tewas, 56 orang masih hilang, dan 88 orang mengalami luka-luka akibat rangkaian bencana yang terjadi sejak hujan ekstrem mengguyur wilayah tersebut.

Tidak hanya itu, bencana ini memaksa warga meninggalkan rumah mereka. Setidaknya 5.533 warga telah mengungsi, sementara lebih dari 46.893 orang terdampak secara langsung di seluruh wilayah Sumatra Utara.

Badan penanggulangan bencana daerah (BPBD) melaporkan bahwa hingga hari ini tercatat 148 insiden bencana, meliputi 86 kejadian tanah longsor, 53 banjir, 7 pohon tumbang, serta 2 puting beliung di 12 kabupaten/kota. Banyak wilayah mengalami kerusakan parah, termasuk pemukiman, fasilitas umum, dan infrastruktur vital seperti jembatan serta akses jalan.

Wilayah dengan dampak paling parah meliputi Kota Sibolga, Tapanuli Utara, Tapanuli Tengah, dan Tapanuli Selatan. Beberapa rumah tampak hancur tertimbun material longsor, sementara kawasan permukiman di daerah dataran rendah berubah menjadi genangan lumpur yang melumpuhkan aktivitas warga.

Petugas gabungan dari BPBD, TNI, Polri, Basarnas, serta relawan masih terus melakukan upaya pencarian terhadap warga yang hilang. Proses evakuasi dilakukan dengan keterbatasan akses akibat jalan yang tertutup longsor serta aliran sungai yang masih meluap.

Pemerintah daerah telah menyiapkan posko bantuan dan darurat di sejumlah titik, menyediakan kebutuhan mendesak seperti makanan, air bersih, obat-obatan, serta tempat penampungan sementara. Namun kebutuhan logistik masih sangat diperlukan mengingat jumlah pengungsi terus bertambah.

Hingga kini, otoritas terkait masih memantau kondisi cuaca yang diperkirakan tetap tidak stabil dalam beberapa hari ke depan. Warga diimbau untuk tetap waspada, terutama yang tinggal di daerah rawan bencana.

Bencana besar ini menjadi pengingat bahwa curah hujan ekstrem dan kondisi geografis Sumatra Utara menjadikan wilayah tersebut rentan terhadap banjir dan tanah longsor, sehingga mitigasi dan kesiapsiagaan menjadi kunci dalam menghadapi potensi bencana selanjutnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *